Jumat, November 27

Arsip Kehidupan

Saya meragu menekan tuts-tuts huruf ini. Tidak berniat menulis tapi ingin. Rasanya sudah lamaaa sekali tidak menulis (yang kata seorang teman) manis. Aaahh, menulis membuat saya rindu. Atau saya close saja? Hmm, entahlah, biarkan mengalir, andai menjadi sebuah rangkaian cerita sempurna atau bersahaja pun saya tidak akan tahu. Semoga iya.

Hmm, ada banyak kejadian sebenarnya yang bisa diceritakan. Tetapi semuanya bertumpuk, berjejal-jejal minta didahulukan. Tentang kejutan ulang tahun yang bikin kejang. Tentang influenza setelah hari jadi kesekian. Dan tentang perasaan saya ketika mengingat seorang lelaki di jalan pulang.

Sembilan belas. Angka yang sekarang saya injak. Yang akan saya lalui untuk menjemput kepala dua. Cepat sekali roda hidup ini bergerak. Saya rasa tidak pantas untuk melakukan ritual hedonisme seperti dulu. Mungkin lebih pantas jika saya berdoa, sendirian, di tengah hujan seraya doa dipanjatkan. Tapi saya juga tidak mau kesepian, saya butuh teman, butuh pelangi itu, sayangnya ini mendung dan hujan.

Cerita silam, terlalu banyak benci yang dihadirkan masing-masing karakter. Terlalu banyak juga rasa ingin menjauhinya. Sebenarnya salah siapa? Hmm, setelah saya pikirkan lagi, kesalahan datang dari saya pribadi. Hidup sepatutnya saling mengerti, memahami dan bukan melulu membenci. Tapi dan tapi, kalau memang tidak suka, saya lebih baik menjauhi. Saya bukan orang yang pandai menerima pribadi yang mudah menyakiti, apalagi menghadirkan sembilu benci.
Setelah kemarin, saya sadar, bahwa saya harus bisa membuka hati. Membuka ruang bagi mereka yang tak sengaja menggerogoti hati. Perlahan, saya mencoba. Semoga ini bisa menjadikan segalanya adil.
Terimakasih, teman. Kalian telah menyadarkan seorang kawan. Dan memberi jawaban! Sebenarnya saya juga tidak suka kalau ada LAWAN :)

Influenza. Tidak ada daya. Hanya butuh upaya menjemput kesembuhan. Nyatanya saya memang tidak sendirian. Ada seorang yang men-sugesti, sang pelangi. Saya suka saat dia menghampiri. Tangan yang manis itu bertandang. Ah, damai sekali!

Waktu-waktu seperti ini yang tidak mau saya nantikan. Pulang. Saya betah disini, entah mengapa akhir-akhir ini demikian :p
Mungkin terlalu senang bersama.
Mungkin saya begitu mencintai dunia perkuliahan *mungkin saja ini, tapi belum begitu tepat sasaran :p *

Dan kemarin, 13 bulan purnama berhasil kami lewati. Jadi, inilah kisah terlama dan penuh arti. Semoga akan selalu seperti ini. Till the Happy Days coming to me...



with love,
Maya

1 komentar:

mencret cilay mengatakan...

anda memang hebat merangkai kata2, haha