Rabu, April 16

Tinggalkan Kenangan, Sisakan Rahasia dan Abadikan Rindu

Mungkin saat ini kau sedang bercanda dengan mereka yang kau sebut sahabat sejati, merasakan setiap gelak tawa dan nyamannya berada di tengah teman-teman lama. Sebentar berhenti untuk mendengarkan kemudian bergelak lagi. Sesekali kau menengok ke bangku sebelahmu, melihat langit dan tersenyum melihat bulan yang tak bulat sempurna. Seperti ada yang kurang kau rasa. Tentu saja. Kehilangan.

Sungguh, aku senang kau tertawa kembali. Aku senang melihatmu seperti itu. Mirip ketika kita mainkan beragam musik yang kau putar di mobilmu. Bernyanyi bersama dan berkali-kali tertawa karena sumbangnya suara. Namun, aku tak suka jika kau menengok sebelahmu, menatap langit dan tersenyum. Aku mulai paham, kau kehilangan. Tak ada lagi yang menawarimu tissue untuk bersihkan tanganmu yang iseng menyentuh segala sesuatu yang terlihat menarik mata.

Akupun rindu.

Namun, kini aku semakin sulit memahaminya. Mendengar tawa yang pecah dan merasakan isak tangis disela-selanya. Seandainya saja rindu ini bisa kupelajari lebih dalam lagi. Tetapi, segalanya sudah telanjur pergi, terlalu cepat. Kau tahu? Aku selalu memimpikanmu, di pantai yang sama di kaki lima tempat kesukaan kita saat makan siang. Tempat dimana hanya ada hangatnya kenangan. Apakah ada bahagia yang melebihi mimpi ini?

Kau segala waktu dan peristiwa di lorong masa lalu. Meninggalkan kenangan, menyisakan rahasia dan mengabadikan rindu.