Senin, November 30

Sosok

"Telah sampai dengan selamat..."

"Syukurlah. Jaga kesehatan..."

Saya terhempas, sudah terlalu lama kalimat tersebut tidak saya dengar. Kenapa harus malam ini? Segala hal tentang beliau membuat saya ingin kembali seperti tadi.

Minggu, November 29

Kirana

Sore ini hujan lagi.
Entah mengapa ia selalu memilih turun saat mentari hendak pergi.
Ada seonggok nyawa berdiri, seorang lelaki.
Seharusnya sudah dari tadi lelaki itu menata diri, bersiap menuju kenyataan saat ini.
Tapi ia memilih duduk diam, menunggu ditikam malam.
Tidak kuasa berdiri hanya untuk menemui sang Kirana, kekasih hatinya.

Yang akan terjadi sudah terbayang. Tangis sang hujan, dan hilangnya senyum Kirana.
Ia tak kuasa bila harus segera mengatakan, dirinya harus pergi.
Tidak akan kembali pasti.

Bagaimana harus berkata bila dirinya telah terpikat oleh mata yang lain.
Tidak lagi gadis Kirana bermata sayu, kini ia lebih memilih mata yang bening, yang tidak egois juga posesif. Atau lebih baik ia diam-diam meninggalkan, ahh, rasanya kebenaran ini harus dilafalkan.

********

Tekad bulat menerobos hujan dan malam, menjemput tangis Kirana.
Sesampainya disana, sang Kirana berdiri di depan taman. Begitu janggal untuk dilihat. Mata sayu itu sudah terlebih dulu bersama hati yang lain.

"Jadi ini yang akan kau sampaikan?"
Kirana berkata, "Kami satu jalan..."
"Tidak apa Kirana, akupun ingin berkata hal serupa. Aku sudah menemukan, orang yang akan kubawa ke jalan yang berbeda denganmu." tandasku dengan senyum mengembang.
Kami diam, mereka kutinggalkan.

Nyatanya tidak ada airmata malam ini, tidak ada tangis permohonan seperti yang telah kukira. Kami bahagia, dan menjalani tujuan yang tak sama, bersama orang yang berbeda.

Hair Extension

Ini cerita tadi pagi, tepatnya salon yang cukup ternama di Banjarnegara. Harning salon namanya. Awalnya semua biasa saja seperti salon-salon pada umumnya. Remaja, ibu-ibu dan satu bapak-bapak berkepala tiga. Sampai seorang bapak yang baru datang menyampaikan maksudnya, saya dengar, mendengarnya dengan sangat jelas! "Mbak, anak saya mau sambung rambut (extension)." Saya sih masih biasa aja saat bapak tersebut bicara demikian, beliau menunjuk-nunjuk keluar, "itu anak saya..bentar lagi kesini..."

Saya ingin lihat, seperti apa anak bapak itu sampai mau extension segala. Disini jarang-jarang ada yang mau sambung rambut, mahal! Nah, sesosok makhluk mungil masuk salon, segera bapak tadi merangkul pundak yang tingginya hanya mencapai perut si bapak. "Ini anak saya, mbak, kelas 2 SD. Pingin sambung rambut gara-gara liat temennya di Semarang yang rambutnya panjang."

Blaaarr! Uhuk! Ini bocah mau extension? Gillaaaa! Anak kelas 2 SD meennnn... D.U.A E.S.D.E, m.a.u.e.x.t.e.n.si.o.n! Sumpah yaa, bocah jaman sekarang. Maunya sih geleng-geleng kepala tadi, tapi berhubung rambut saya lagi di blow, kasian mbaknya kalo saya gerak-gerak liar. Takut rambut saya saya yang asli ini lepas juga. Mhuahahahaha.

Selesailah prosesi potong memotong rambut siang yahut ini. Saya ke kasir dan melihat bocah tadi lagi di lem-lemin rambutnya. Pengen banget ketawa, pengen banget nonton hasil akhirnya, tapi nggak bisa, harus pulang ntar di marahin mama! Fufufufu...

Hmm, bapaknya, bapak bocah itu apa dia nggak merasa anaknya bisa-bisa dewasa sebelum waktunya? Haha, ngasal! Udah ngerti E.X.T.E.N.S.I.O.N meennn... Kelas 2SD! Bah! Okelah kalau begitu. Good luck yaa adekkecilkelasduaSD, buat EXTENSION-nyah! Salam dari tante rambut Asli!

Jumat, November 27

Arsip Kehidupan

Saya meragu menekan tuts-tuts huruf ini. Tidak berniat menulis tapi ingin. Rasanya sudah lamaaa sekali tidak menulis (yang kata seorang teman) manis. Aaahh, menulis membuat saya rindu. Atau saya close saja? Hmm, entahlah, biarkan mengalir, andai menjadi sebuah rangkaian cerita sempurna atau bersahaja pun saya tidak akan tahu. Semoga iya.

Hmm, ada banyak kejadian sebenarnya yang bisa diceritakan. Tetapi semuanya bertumpuk, berjejal-jejal minta didahulukan. Tentang kejutan ulang tahun yang bikin kejang. Tentang influenza setelah hari jadi kesekian. Dan tentang perasaan saya ketika mengingat seorang lelaki di jalan pulang.

Sembilan belas. Angka yang sekarang saya injak. Yang akan saya lalui untuk menjemput kepala dua. Cepat sekali roda hidup ini bergerak. Saya rasa tidak pantas untuk melakukan ritual hedonisme seperti dulu. Mungkin lebih pantas jika saya berdoa, sendirian, di tengah hujan seraya doa dipanjatkan. Tapi saya juga tidak mau kesepian, saya butuh teman, butuh pelangi itu, sayangnya ini mendung dan hujan.

Cerita silam, terlalu banyak benci yang dihadirkan masing-masing karakter. Terlalu banyak juga rasa ingin menjauhinya. Sebenarnya salah siapa? Hmm, setelah saya pikirkan lagi, kesalahan datang dari saya pribadi. Hidup sepatutnya saling mengerti, memahami dan bukan melulu membenci. Tapi dan tapi, kalau memang tidak suka, saya lebih baik menjauhi. Saya bukan orang yang pandai menerima pribadi yang mudah menyakiti, apalagi menghadirkan sembilu benci.
Setelah kemarin, saya sadar, bahwa saya harus bisa membuka hati. Membuka ruang bagi mereka yang tak sengaja menggerogoti hati. Perlahan, saya mencoba. Semoga ini bisa menjadikan segalanya adil.
Terimakasih, teman. Kalian telah menyadarkan seorang kawan. Dan memberi jawaban! Sebenarnya saya juga tidak suka kalau ada LAWAN :)

Influenza. Tidak ada daya. Hanya butuh upaya menjemput kesembuhan. Nyatanya saya memang tidak sendirian. Ada seorang yang men-sugesti, sang pelangi. Saya suka saat dia menghampiri. Tangan yang manis itu bertandang. Ah, damai sekali!

Waktu-waktu seperti ini yang tidak mau saya nantikan. Pulang. Saya betah disini, entah mengapa akhir-akhir ini demikian :p
Mungkin terlalu senang bersama.
Mungkin saya begitu mencintai dunia perkuliahan *mungkin saja ini, tapi belum begitu tepat sasaran :p *

Dan kemarin, 13 bulan purnama berhasil kami lewati. Jadi, inilah kisah terlama dan penuh arti. Semoga akan selalu seperti ini. Till the Happy Days coming to me...



with love,
Maya

Selasa, November 24

Bingkisan, bukan bungkusan

Baru saja dua orang itu datang. Bukan, bukan orang asing karena saya menyebutnya 'dua orang itu'. Mereka Ojan dan Yogi, mereka teman. Mengejutkan.

Ada sesuatu yang akan diberikan Ojan pada saya. Sebuah bungkusan coklat dengan ucapan diatasnya. Saya menyesal belum memotret gambarnya. Tapi akan segera menyusul!

Mereka duduk setelah sempat ragu. Menikmati kue pasca subuh tadi. Disitu saya membuka bungkusan atau bingkisan tepatnya? Bingkisan berwarna coklat. Perlahan dan barang yang tersimpan di dalamnya adalah hand made Ojan sendiri.

"Maaf yap soal yang lalu. Selamat Ulang Tahun."

Kalimat yang seketika membuat saya, ya, mau tidak mau mengingat hal yang sempat membuat saya kecewa. Hosh!

Mari kita lupakan. Tidak ada yang perlu dipermasalahkan. Selamat Ulang Tahun juga, Ojan. Dan, ayo kita kemana?

Senin, November 23

Sembilan Belas



Hari ini adalah hari membuat harapan...
"Make a wish!" kata orang sebelum meniup dua angka berapi ditempel diatas kue toko (yang konon jarang sekali bantat).

Haruskah saya sebut apa harapan tadi pagi?ketika tiga orang terkasih itu datang membawa berjuta harapan agar saya terkejut kejang. Baiklah, ini diantaranya:

Pertama, "Nyekar ke makam eyang kakung dan uti..."
Entahlah, apakah begitu egois ketika harapan pertama tidak ditujukan pada orang-orang yang masih berada di sekeliling sini, diatas bumi bukan di dalam gundukan tanah bernisan. Ngeri mendengar kata nisan. Tapi, saya sungguh rindu beliau berdua. Saya ingin menyampaikan beberapa laporan kerja selama beberapa tahun ini, laporan kejadian semasa hidup saya. Mereka pasti ingin tahu. Dan, salam untuk Tuhan, terimakasih saya bisa menjemput sembilan belas.

Kedua, tentang ayah, ibu dan dua tuyul yang selalu menanti kabar disana. Mereka harus tetap dalam keadaan bahagia. Saya rindu. Disini, jauh disini, saya ingin belajar, banyak hal yang kemudian akan berguna nantinya. Semoga.

Ketiga, ah, terlalu banyak permintaan, tapi belum cukup bila saya tidak menyebutkan 'persahabatan'. Kami, akhir-ahir ini begitu jauh. Jarang sekali bersama. Entah mengapa seharusnya saya bisa terus bersama mereka. Tapi sekali lagi, ini masalah kepentingan, kini telah berbeda dan kami tidak bisa selalu bergandeng tangan. Tetapi, mereka tetap ada disini, menempati porsi yang telah saya tetapkan. Saya sayang kalian keripik pisang.

Masih, ya, entah ini yang keberapa. Tapi saya ingin bilang, saya sayang padanya, lelaki warna pelangi. Jangan segera pudar di langit saya yang setahun lalu mendadak cerah setelah sampean ada.
Juga untuk keluarga kedua, yang senantiasa mecurahkan limpahan kasih begitu besar. Saya sayang kalian.

Kamis, November 12

Mizone Mengguncang Dunia

Paket dataaanngg, pakeett dataaanngg!



Jam setengah tiga lewat ada yang mengetuk pintu, "Mbak Maya, paket, mbaaakk... Jangan lupa bayar listrik jugaaa..." sudah barang tentu, itu suara mas Gun...
Saya terima paketnya, dan sepertinya saya memang harus bayar listrik hari ini. Hehehehe. Musim bokek.

Kardus sawo belum matang itu segera saya buka, dengan kedip-kedip mata belagak penasaran.

Waow, Mizone!
Tas jinjing itu berwarna biru, bertuliskan Mizone di tengahnya. Berarti dari Danone dong?



Iya, ini dari Danone dengan produknya Mizone! Ini dari mbak Danur, yang bekerja keras berkarya demi terciptanya Mizone yang oke ini. Segera saya buka dan di dalamnya muncul skimmer aquarium! Oops, bukaaann! Ini kemasan Mizone. Bentuknya hampir sama dengan skimmer aquarium di rumah pacar :p . Mizone new flavour Apple and Guava. Aduh, sayang sekali membuka dan meminumnya, ingin saya pajang saja. Lha apik tenan e!



Tapi, tapi, pelan-pelan tangan ini membuka tutupnya, lalu saya meminumnya, menyeruputnya, menegaknya, sedikit demi sedikit dan akhirnya botol itu jadi enteng.
Habis! Ehehehe...

Enak sekali rasanya! Apalagi ditengah panasnya Jogja yang terbakar matahari ini. Bikin energi kembali lagi! Hehe, asal bikin tagline sendiri.



Terimakasih kepada mbak Danur yang telah mengirimkan paket ini. Enak lho, lha wong gratis juga, tambah mantap :p

Rasa baru yang mengguncang dunia persilatan! Hore!
Terimakasih Mizone, terimakasih Danone, (lagi) terimakasih Mbak Danur cantiikk :D
Ayo Mizone bikin rasa baru lagi, yang menggebrak lagi! *ceritanya kaya orasi*

Song




Our Very First Song...

Aahhh, sudah terlalu lama dan salah saya tidak menyimaknya saat itu.
Pikiran ini sudah tidak karuan ketika lafal "be mine" menjurus ke segala penjuru, menembus pertahanan hati dan air mata inipun luruh.
Lagu apa yaa? Lagu apa yaa? Hmft!
Katanya,"Tanya Yaris aja..."
Hadoohh, kalau saja memang bisa.

Suddenly, i miss that song!

Selasa, November 10

Jejaring dan Hacker

Facebook saya di hack orang.
Namanya diubah menjadi "Ghadiiezz door to door"...astaga!
saya nggak pernah membayangkan account Facebook saya bisa disalahgunakan oleh orang.
Untuk teman-teman yang telah menjadi teman saya di Facebook dan bila mendapatkan hal yang tidak berkenaan dari account tersebut, saya memohon maaf dan sekaligus mengabarkan bahwa account tersebut tidak bisa saya pergunakan lagi karena passwordnya telah diubah oleh hacker laknat dan email saya juga di lock oleh mbak yah(oo).
Terimakasih perhatiannya, teman-teman...

Jumat, November 6

Serigala (bukan) berbulu Domba

Ada orang tua yang sangat annoying disini. Hah! Lagakya sejuta. Ketawanya kayak serigala. Suka bikin onar. Dan semua tingkahnya, TIDAK PERNAH ada yang benar. Saya tidak pernah suka. Entah kenapa, sampai pada saat kejadian yang membuat saya bertambah murka pada dia.

Ya, dia mengacaukan segalanya. Perpisahan saya dengan pacar. Saat itu saya akan pulang ke tanah kelahiran, dia kembali ke tempat tujuan kegiatan. Terlalu siang memang, namun saya sudah bilang,"Ruang tamu mau saya pinjam sebentar, hanya sebentar..."
Saat pria siang datang, tidak ada tempat bagi kami untuk sekedar saling bicara tenang, semua gara-gara siapa? Iya, si Serigala tua. Akhirnya memang benar-benar sebentar, secepat kilat, benar-benar tidak nikmat!

Hmm, tidak berlebihan bila sampai sekarang saya tak pernah sedikitpun mau melihat mukanya. Sepat! Tapi saya harus tabah dan sabar mendengar lolongannya di pagi, siang bahkan malam. Siksaan memang.


Buat Serigala tua berkedok Durga, makaaann niiihh * Marshanda in action! Nyahahaha*

Kamis, November 5

Pesta Blogger Jogja

Kemarin tanggal 15 Oktober saya datang ke pesta blogger Jogja setelah sebelumnya menimbang-nimbang, datang nggak yaa?datang nggak yaa?eeeennggg... Kalo datang nggak ada temen, kalo nggak dateng sayaaang.




Awalnya saya tahu acara ini lewat event di Facebook, Pesta Blogger Jogja 2009, di invite sama mas Nico Wijaya (nggak kenal sebelumnya :p ). Nah, nah, trus saya cerita sama pak mantap_kalee, saya bilang ada perhelatan Pesta Blogger Jogja 2009 bertempat di Jogja National Museum (pertamanya nggak tahu tempatnya :D), eh dianya bersikeras menuntut saya datang *nggak maksa sih benernya*. Sebelum daftar, saya ngajakin temen cowok saya karena pak mantap_kalee nggak mau saya ajak *tapi mau pas saya suruh nganterin! Hahaha*. Temen cowok saya itu menyanggupi, tapi sayangnya H -1 dia membatalkan. *Hammer. Saya kecewa. Menghargai bukan itu namanya? Huft, sudahlah...*

Lalu cepat-cepat saya mencari pengganti, kalo nggak takut jadi kambing kalem disana, embeeekk... Mbak Duta Wisata menyanggupi! Hoyes! Namanya mbak Alela, Duta Wisata Banjarnegara. Wew! :D

Dan, perhelatan itu berlangsung!
Ramai!Uwow!
Ngopi!
Ngemil!
Mbatik! Inilah hasil batikan saya: "Hahaha, apa ini????"



Dan pada sesi terakhir acara, saya baru sadar, dari tadi saya sudah melihat sosok yang postingan di blog-nya banyak menginspirasi saya "www.ndorokakung.com"
Iya! Dari awal acara tadi saya sudah melihat ndoro tapi saya nggak sadar kalo itu ndoro. Wew! *jeduk-jedukin kepala ke bantal*

Asik! Dari acara pesta blogger ini, saya jadi kenal sama temen-temen blogger, sama Cah Andong, sama,eemm, sama orang yang hanya saya dan Eya (nama kecil Alela) yang tahu, yang selama ini kami anggap, ehm, annoying! Muahahaha.

Terimakasih pada pacar saya yang telah sudi mengantar. Menjemput juga. Dan tentunya, menjaga dari jauh. Ehehehehe.
Terimakasih pada Mas Nico, buat invite-nya sama foto-fotonya :D. Tanpa sampean saya nggak akan dapet pengalaman berharga.
Terimakasih pada mbak Duta Wisata Dangdut! :p
Terimakasih saya ucapkan untuk orang-orang yang menyenangkan disana.
Saya dapet pohon juga! Pohon mangga. Umurnya udah 21 hari terhitung dari perhelatan di JNM itu. Ceritanya aku dan pohonku. Go Green!
Terimakasih, terimakasih. Matur Nuwun!

Senin, November 2

Anniversary

Tulisan di note facebook, ditulis sesaat setelah bangun tidur, entah mengapa ada yang meletup-letup minta diungkapkan...


Ini tentang sebuah catatan cinta. Tentang harumnya nektar mawar yang wangi dari vasnya. Sepenggal cerita dari dua anak adam.

Hari itu, saat beberapa bagian otak tersita untuk berlembar-lembar ilmu, ada yg berulang. Sebuah bulan yang sama, rintik hujan yang sama. Dan sebuah angka yang sama, dua puluh enam.

Kini dapat kurasakan benar harumnya mawar itu, nikmatnya berlari di bawah hujan dan tidak lagi bernaung. Dia, kini dia telah lepas dari jeratnya yang mengikat. Dia, kini sudah bisa kujangkau dan terasa lebih dekat.

Kurang lebih dua belas purnama silam, kami menganyam. Sebuah ikrar untuk dapat berjalan beriringan, tak lagi sendirian. Meretas mimpi yang semakin bening pertanda terwujudkan.

Terimakasih, untuk harumnya mawar yang kau sebar, untuk gerimis terindah yang pernah kudapat.

Selamat dua belas purnama di dua puluh enam. Tempat, waktu dan suasana telah kita jemput di beberapa saat yang lalu, sambil menikmati keindahan malam di titik daerah yang sakral. Dalam hati aku berujar, "tidak ada yg bisa mengalahkan indahnya malam ini, genapnya dua belas purnama kami. ." masih dalam lamun dan diam, aku menggenggam tangan dari pria yg kusebut kekasih...