Senin, November 29

Kinanti

Aku masih menanti dibawah kinanti, menunggu kau menjemput di saat kita pasti dipertemukan, dijodohkan Tuhan..

Minggu, November 21

Jangan Pernah Hentikan Hujan

Aku menyelipkan secarik pesan yang mungkin saja kau tak tahu maknanya. Aku tinggalkan itu tanpa bermaksud apa-apa, bukan untuk mencitrakan diriku yang romantis, karena aku sama sekali tak bisa, bukan pula untuk mengingatkanmu kalau aku masih milikmu. Aku bahkan akan menyerah kalau saja tiba-tiba kedua kelopak matamu tertambat pada matahari yang baru. Bahkan rasanya ingin diam saja ketika retina menelusuri silam.

Aku tak ingin mengikat erat. Aku hanya terpelanting, jauh diujung kemilau bulan, dibawah terik siang dan nyanyian malam. Aku menahan marah, dan suatu ketika aku meledakannya. Itu kan yang paling tak kau suka? Maafkan aku...

Please don't stop the rain


Jangan pernah hentikan hujan. Jangan. Karena hanya hujan yang akan menyampaikan sejumput rindu ketika kau mulai mengemasi hatimu, membungkusnya dengan bahagia.

Masih ada dilema yang aku rasa. Masih gamang aku meraba. Semakin haripun aku semakin matang dengan segala persiapan. Aku siap ketika malam hendak menutup pintunya, aku siap kalau saja matahari meminta pertolongan awan agar aku tak bisa lagi memandang. Disitu aku akan rapuh. Aku akan jatuh, terhempas dalam bilik luka yang orang lain tak akan mampu menjangkaunya.

Aku bergelayut dengan muram. Sedu sedan tak tertahan, letih yang mencengkram. Dan, kau tersenyum seolah berkata, "Kau adalah senja yang tiap menjelang malam datang. Kau adalah terik yang selalu mengusik.."

Aku membalasnya,"Kau adalah hujan yang tak akan berhenti merintik.. Memenuhi seluruh sudut hatiku dengan segala bentuk yang kau ingini.."









gambar diambil dari: www.2bp.blogspot.com

Sabtu, November 20

Plato, Guru, Cinta dan Cita-cita

Satu hari, Plato bertanya pada gurunya,
“Apa itu cinta? Bagaimana saya bisa menemukannya?”
Gurunya menjawab, “Ada ladang gandum yang luas didepan sana.
Berjalanlah kamu dan tanpa boleh mundur kembali,
kemudian ambillah satu saja ranting.
Jika kamu menemukan ranting yang kamu anggap
paling menakjubkan, artinya kamu telah menemukan cinta”

Plato pun berjalan, dan tidak seberapa lama, dia kembali dengan tangan kosong, tanpa membawa apapun.
Gurunya bertanya, “Mengapa kamu tidak membawa satupun ranting?”

Plato menjawab, “Aku hanya boleh membawa satu saja, dan saat berjalan tidak boleh mundur kembali (berbalik).
Sebenarnya aku telah menemukan yang paling menakjubkan, tapi aku tak tahu apakah ada yang lebih menakjubkan lagi di depan sana, jadi tak kuambil ranting tersebut.
Saat ku melanjutkan berjalan lebih jauh lagi, baru kusadari bahwasanya ranting - ranting yang kutemukan kemudian tak sebagus ranting yang tadi,
jadi tak kuambil sebatangpun pada akhirnya
“Gurunya kemudian menjawab ” Jadi ya itulah cinta.

***

Aku kagum dengan filosofi guru Plato. Sederhana. Aku paham benar dan memang seperti itulah hidup berjalan. Tak usah ragu, ambil dan yang paling sulit adalah meyakinkan diri bahwa apa yang aku ambil benar.

Tuhan tidak memberi apa yang aku inginkan, namun apa yang aku butuhkan. Untuk belajar terluka, mencintai dan dicinta juga membuatku benar-benar jadi apa yang memang seharusnya aku menjadi. Aku anak yang menyayangi orantuanya, walau tak bisa tiap waktu aku ungkapkan. Aku anak yang memiliki cita-cita besar, banyak dan berharap dapat mencapainya. Aku dikelilingi cinta, dan hingga kinipun aku masih belajar mencintai dan memahami apa yang ada di perputarannya :)

Satu Petik, Satu Titik

"Aku memang tak bisa berfilosofi, tapi aku selalu belajar memaknai setiap tanda yang kau berikan. (Anonim, 2010)

Senin, November 15

A S K I L A

Askila, apa kabar kau disana? Sepertinya sudah 5 tahun ini aku tak mendengar kabarmu, bahkan rumahmu disinipun tak terawat, rumput meninggi, banyak kucing berlari dan aku kira banyak sekali tikus nakal meracau di atap. Kau tak khawatir dengan rumahmu? Tiap malam bisa saja banyak pemburu harta yang mengincar rumahmu, dengan barang mewah di dalamnya, sayang bila semua jatuh ditangan manusia yang sia-sia, tak punya usaha.

Askila, banyak sekali temanmu bertanya padaku, kemanakah kamu? Mereka pasti kemari bila telah lelah mengetuk pintumu. Rumah sebelahmu menjadi sasaran mereka mengobati rasa penasaran, mengapa ketukan tangan mereka di pintu tak ada yang menjawab. Pintumu pintu pahat, keras, pasti mereka lelah. Askila, tengoklah sejenak rumahmu.

7 tahun yang lalu, kau mengantarkan mangga yang berbuah di depan rumahmu pada kami. Senang sekali rasanya, karena buah mangga yang kau punya adalah buah ter-enak daripada yang diperjualbelikan di pasar, aku suka pemberianmu, mangga ranum dan manis seperti kamu. Hey, Askila, pulanglah. Pungut buah mangga itu, berikan padaku, bukan pada anak-anak nakal yang mencuri tiap pagi.

Askila, kalau kau tahu, kini aku senang sekali. Kau banyak melewatkan cerita-cerita yang semestinya kita bagi. Ada yang mengobati kerontang hatiku, kami baru dekat seminggu, namun aku merasa dia sangat hebat. Kemudian pada Oktober yang digenangi air gerimis, ia mengatakannya, dia suka padaku, Askila. Oh, betapa aku bingung sekali! kau tahu kan, saat itu, bahkan masih ada yang mengikatku tanpa komunikasi yang berarti. Dengan pertimbangan itu, Askila, aku menerimanya. It's been TWO YEARS when his name fly over my mind. Aku senang sekali, kau tahu? :)

Askila, tidak capek kau menghilang? Tidak khawatir kau meninggalkan segalanya disini? Tampaknya kau memang tidak bertanggungjawab pada semua, pada hidupmu dan beban yang mestinya kau pikul dan selesaikan. Banyak yang merutuki kepergianmu, Askila. Kau kira, semuanya sedih saja? Tidak! Semua juga mencaci makimu.

Promise are just words and they're meant to be broken. That's why i don't believe in promise. Kau banyak berjanji padaku, kau bahkan bilang akan terus menghubungiku. Tapi nyatanya janjimu hanya kata yang menghias mulut manismu kan? Aku menyadarinya, it's just a fake love, what are we so afraid for? Menyesallah kau, Askila. Aku telah menemukan yang sepantasnya kudapat setelah kau cabik rona hati ini. Aku lebih baik menangis karena kebenaran daripada sebaliknya, harus tersenyum diatas kebohongan besar. Aku tak mempercayaimu lagi. Segala bayangmu telah lama hilang dalam kelam dan keruh air, aku sudah menguburmu dalam, Askila. Tak ada lagi hati yang mengharap kedatanganmu, aku bahkan tak sudi lagi karena benci.

Askila, life is all about wanting, praying, trying, getting, loving, losing, forgiving and keep moving.

Selamat tinggal semua kenangan kita, Askila. You can't undo what you did in the past, but you can start a new future. Have faith, be confident and step forward. Life is a series of hello and goodbye, Selamat tinggal untukmu, Askila, keruh yang tak kunjung jernih.

Jumat, November 12

Lemon Tea

Baru saja aku selesai menyeduh air yang bermaksud kusulap menjadi lemon tea hangat. Aku teringat, ketika menyusuri jalan dan saling diam, kemudian meledak setelah selesai menyuap makan.

Semua tumpah, namun aku yang tak bisa berkata barang menyergah. Pikiran ini kembali ingat kata seorang teman,"When a girl isn't arguing, she's thinking deeply..". Berkali-kali aku ingin berkata itu salah, harusnya aku bicara, ya BICARA tentang ketidaksukaanku, tentang mengapa ada lagi peristiwa semacam ujian untuk waktu yang makin panjang?

Aku sedang belajar dan akan terus belajar, salah satunya bahwa aksara dan kata menjadi pahlawan atas rasa yang semestinya tersampaikan..

Baiklah, santai dulu sejenak, aku cicipi lemon tea ini, pelan. Kenapa lemon tea menjadi semacam alarm yang memutar balik waktu? Entahlah, tiba-tiba ingat, padahal kala itu kami sama-sama memesan es jeruk, bukan Lemon Tea. Tidak ada hubungannya, tapi bukankah semuanya bisa saling kait-mengait bahkan ketika kita tidak menyadarinya.

Kembali. Rupanya aku ingin sekali segalanya terang, namun yang menjadi penghalang adalah DIAM.

Kini, tinggal setengah isi Lemon Tea tadi.

Kita mencatat waktu dihari itu, untuk melupakan bagaimana waktu itu terlewatkan. And finally, Time Heals All Pain. Sampai sekarang pilihan kembali pada stabil, walau ada anggapan bahwa stabil itu membosankan, namun menurutku STABIL adalah keadaan yang membuatku memutar otak, untuk memikirkan kejutan apalagi yang akan kuberikan esok pagi. Mungkin saja secangkir Lemon Tea...

The Quotes

"There were people who went to sleep last night,
poor and rich and white and black,
but they will never wake again.

And those dead folks would give anything at all
for just five minutes of this weather
or ten minutes of plowing.

So you watch yourself about complaining.

What you're supposed to do
when you don't like a thing is change it.
If you can't change it,
change the way you think about it..." - Maya Angelou

...I try, yeah I try to change the way I think about it,
Don't bring it up!
Thank you. Lots of hugs...

Senin, November 8

Ngilu

Gelora hati yg ringkih ini pernah merasa terbuang jauh. Kemudian bangkit saat dia sadar, dia tidak akan menyesal dengan IYA di beberapa waktu yang lalu.

Segala sesuatu harus sulit pada awalnya ketika akan menjadi mudah. Saat ini adalah masa sulit, lengang, mungkin jalan yang terbaik.

Berilah kesempatan untuk sekedar bernafas, jangan digenggam geram. Sampaikan disaat yang tenang, bukan pada saat panasnya menjalar ke seluruh badan. Legakan dengan tangis, dan semuanya luruh, itu caraku.


November hujan,
Ketika ada satu hari yang membuatku marah dan ingin bertapa.

Senin, November 1

Pesawat Kertas

Hidup ini seperti sebuah pesawat kertas. Jatuh. Sobek. Tersangkut. Hilang.

Jatuh. Bangunlah harapan yang lebih kokoh lagi.

Sobek. Sembuhkan dengan jangan pikirkan semua yang memuakkan.

Tersangkut. Olengkan badan, berusahalah terbang.

Hilang. Semuanya pasti mengalami. Semua akan hilang. Kehilangan. Menghilang.