Senin, Agustus 12

Sampai Jumpa

Kalau dingin menyergap seperti saat ini, kau mungkin satu diantara angan yang memerangi sepi. Sekarang, apalagi yang hendak kau katakan? Kita tidak lagi berada dalam prinsip yang sama. Bahkan kau memutuskan untuk meninggalkan segalanya, termasuk aku. Iya. Yang selama ini berharap banyak pada kata “kita”.
Siluetmu itu masih tersimpan rapi dalam ingatanku. Mereka menempatkannya di sudut terdalam pada otakku. Seringkali bila melihat bayangan diri ditempa matahari, memori itu mencuat. Mencoba mengusik hati yang telah memutuskan untuk merebahkan tangkup, dan melepaskanmu perlahan.
Sulit, ini memang sulit, bahkan sampai sekarang. Terlebih bisik yang menyamar diam begitu meramaikan malam.
Kita sudah berada di ambang batas angan.
Kau menuju pegunungan tempat kelahiran.
Aku menuju arah sebaliknya, meraih awan.
Sampai jumpa ketika kita bersua nantinya. Tuhan memang maha segalanya, termasuk dalam hal bercanda,
dan membalikkan keadaan, secepat kilatan cahaya.