Minggu, Agustus 30

Wonderman, we can!

Lengkaplah sepuluh purnama.
Lengkap pula rangkaian di dalamnya.
Semoga bahagia.
Dan selalu percaya.
Kita bisa melalui segalanya.

Persembahan Untuk Gadis Cantik Berbaju Merah di Minggu Malam

Yaa, malam ini benar-benar malam yang melegakan.
Satu per satu cerita tak terungkap muncul ke permukaan.
Ternyata, yaa, memang skenario yang kita jalani tak selalu sama dengan harapan.
Aku baru sadar, dunia yang tengah kulalui sekarang ini kejam.
Namun belum bisa kukatakan sangat kejam.
Aku selalu bersiap untuk berkata, "Dunia ini SANGAT kejam..."
Mau tak mau aku harus siap.

Teman, tak kusangka, kau memahamiku daripada semua yang dekat denganku.
Terimakasih mengajarkanku untuk siap.
Terimakasih untuk malam yang bisa kulalui tanpa sesal.

Bisakah kita lalui malam selanjutnya?
Agar aku bisa belajar, bagaimana menghadapi hal dengan segala kesiapan yang matang.

Minggu, Agustus 23

Rindu

Tuhan, andai malam ini aku dapat ,menikmatinya bersama mereka, keluarga tanpa bahasa. Rindu sekali, ingin menatap wajah-wajah bahagia itu. Dengan kopiah dan mukena yang baru dikeluarkan dari almari, siap menyambut bulan suci. Bergerak menuju bangunan berkubah yang berkali-kali mengumandangkan seruan kewajiban.

Selamat hari suci, ayah. Maafkan aku yang tidak lagi penurut ini. Berkali-kali tak mengindahkan apa yang kau bilang baik untukku.
Aku bahagia, tahun ini adalah tahun kedua kau berjibaku dengan kitab suci setelah maghribi.

Maafkan aku, ibu. Telah banyak membuatmu kecewa. Mengingatmu membuatku rindu. Pagi sahur dengan belai sayangmu.

Adik-adikku, dengan semangat kalian, teruslah kejar shaum, semoga lancar.


Terimakasih semua, dan aku ingin berada di tengah-tengah kalian. Sayangnya, bumi tak menjodohkan.

Selasa, Agustus 18

Sibuk...
Lelah...
Teralih semua...
Fokus pada kelancaran
Hingga saat beliau memanggil
Aku tak mendengar
Dan akhirnya kudapat satu pesan,
Jangan lupakan shalat dan cepatlah pulang...

Minggu, Agustus 2

Rangkaian Sempurnanya

Saat yang begitu dirindukan benar-benar tidak bisa memuaskan untuk sekedar melegakan.
Saya sadar, tidak selamanya beliau bisa menemani saya.
Tapi kali ini benar-benar berbeda. Saya sedang tidak sadar.
Saya ingin sekali beliau ada di sini, untuk sekedar berbagi cerita tentang kedukaan yang akhir-akhir ini saya rasakan.

He's round when i'm need in, always. Tapi tidak untuk sekarang. Tidak berujud dan tidak nyata. Hanya beberapa urutan nomor yang bisa menghubungkan kami, saat ini. Saya merindukan keberadaan beliau sebagai petinggi hati ini.

Terasa sangat sulit untuk di jangkau ketika segalanya memang harus benar-benar ada sekarang. Benar-benar saya butuhkan sekarang. Tangan yang manis itu, yang siap mengangkat beban yang mengendap di kepala hanya dengan sekalinya mendarat.

Saya butuh tangan itu. Meringankannya sedikit saja. Hanya tangan itu, dengan segala rangkaian sempurnanya.