Selasa, Oktober 22

Derap

Kita kadang mempermainkan dan dipermainkan. Kadang melangkah dan dilangkahi. Kadang menarik dan mengulur, dan ditarik juga diulur. Kadang memberi namun tak kunjung mendapatkan pemberian. Semoga kita tidak cepat tua hanya karena memikirkan balasan yang setimpal. Derap permainan dan derap langkah. Semua hanya skenario sang Pencipta.
Saat kau diulur, menjauhlah, namun ketika ia kembali menarik, jangan mudah untuk terbawa. Siapa tahu, itu hanya pelampiasan sepi yang akhir-akhir ini kalian jalani. Kalau kau mau diterima kembali, aku memang masih berdiri di sini, namun kini semua tak sama lagi. Seperti putik yang lalai dengan si benang sari.
Jangan mudah tunduk, beranilah menantang karena hidup ini sudah keras, maka berlakulah senada.

Rabu, Oktober 9

Rindu

Semua orang berkata bahwa rindu itu indah.
Bagiku, rindu itu menyiksa karena kau tak lagi bisa merindukan siapapun. Dan tidak mudah berucap rindu pada seseorang, karena kau merindukan orang yang salah. Sama sekali di luar batas kemampuanmu untuk mengendalikan.
Rindu ini biarkan menguap dengan sendirinya, sampai pada saatnya nanti, aku betul-betul dapat menyampaikan rindu pada seseorang yang baru. Kamu. Siapapun yang pastinya menemani hari baruku suatu waktu. Sampai saatnya tiba, nanti atau beberapa tahun lagi.
Rindu itu butuh waktu. Ia memang pemalu karena suaranya tengah parau (tetapi paham betul dengan arti proses yang berliku).