Senin, Maret 3

Kehilangan yang Tertunda

Sore ini kuseduh teh panas, berharap pegal di punggungku beranjak pergi. Sejak kemarin aku tak dapat tidur dengan nyenyak, entah itu karenamu, atau perihal pekerjaan yang sebenarnya masih terhitung ringan. Jadi, kau pasti dapat dengan mudah menebak sebabnya.
Sudah tiga malam mata dipaksa terjaga, pikiran dipaksa berkelana dan hati ini masih tetap hampa, belum menemukan jawabannya. Betapa masih erat melekat, garis wajah yang memagut senja. Mengalihkanku dari siluet indahnya.
Sebelum guratan luka menumpuk menjadi aksara dan harapan yang semakin sedikit tersisa. Rindu? Untuk apa lagi ia hadir? Aku sama sekali tak merasakannya. Bahkan ku tak berminat lagi menengok kenangan yang ada. Namun, bila kau tak punya luka dan kenangan, kemana kau akan pergi bertamasya bila tiba episode bahagia?
Untuk yang masih berharap, sesungguhnya cintamu kini adalah kehilangan yang hanya tertunda.