Rabu, Juni 12

Kau Tak Pernah Suka dengan Hujan

Bila sore ini ternyata hujan, maka aku harus bersiap menghadapi temarammu sampai tanah kembali kering. Lalu spontan aku membayangkan adegan dalam sebuah drama, pengetahuanku sempit tentang drama yang kebanyakan orang sukai sekarang, drama korea. Gadis yang kebingungan ketika sang lelaki muram karena hujan. Namun, dengan manisnya ia mampu membuatnya tersenyum. Entah, rasanya penglihatanku menangkap sesuatu yang magis saat si wanita sontak meruntuhkan durja sang lelaki. Tapi semua itu tidak lebih dari adegan berdasarkan script, bukan? Sayangnya, yang aku hadapi ini skenario Tuhan yang tidak akan pernah bisa ditebak alurnya.
Kau mewarisi sifat tegas ayahmu, dan sedikit dari ibumu. Rahangmu menampakkan aura yang kuat, namun ada kelembutan yang kau warisi dari wanita yang melahirkanmu itu. Kau punya mimpi-mimpi yang ingin kau kejar meski tak seorangpun tahu. Kau tahu hidup tidak akan berjalan semulus rencana, akan tetapi kau percaya pada hidup yang telah mengajarkanmu arti ikhlas untuk terus mencoba. Persis ketika kau sangat ingin makan di tempat favoritmu, namun ternyata toko itu mendadak berhenti melayani pelanggannya. Bangkrut.
“Walau tak ada yang sempurna, hidup ini indah begini adanya.” ― Dee, Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade