Senin, Desember 15

Kita, Fana

Aku rindu kamu, mas. Malam ini aku masih di kantor. Bergumul dengan deret rumus dan angka. 

Biasanya ada kamu yang membandingkannya dengan pelajaran terbang yang lebih mirip perspektif tiang listrik, dibubuhi dengan angka dan simbol derajat. 

Biasanya ada notifikasi "Jati Wikanto sent you an image". Taraaaaaaa, foto after gym yang perlihatkan lengan bergelambir, seolah ingin menunjukan kemajuan luar biasanya, dengan massa lemak yang sedikit sekali berkurangnya. 

Biasanya larut malam masih di kantor seperti ini ada kamu yang bilang,"mbok ndang pulang, jangan kemaleman. Nanti sampai kosan kabarin, hajatnya nggak boleh kelupaan ya, nduk.."

Ah...

Rindu ini sudah beberapa kali mencapai klimaksnya. Tapi aku tidak tahu cara mengobatinya. Hanya bisa lafalkan namamu di setiap doa.

Mereka bilang, aku jodohmu, namun kamu bukan jodohku.

Kita ternyata benar-benar fana. Hanya segelintir kenangan tentangmu yang bisa aku kais, itu yang abadi.

Aku mencintaimu, mas. Sampai sekarang, saat kamu sudah tiada.