Senin, Februari 22

Hendaknya Kau Tidur

Malam ini saya masih belum bs memejamkan mata, teringat esok hari waktunya perpisahan itu dijemput,pagi pukul 9 tepat,akan ada kendaraan yg menjemput dan membawa saya kembali menuntut ilmu,lagi2 dg tujuan meraih cita dan membahagiakan orang tua.

Aah,rasanya hanya sbentar saja berkumpul bersama.

Sosok itu berkelebat,saya melihat. . Iyaa,itu ayah,beliau mematikan lampu utama dan mengingatkan saya yg sebenarnya sudah setengah terkantuk ini untuk beranjak dr sofa. . Ini kali pertama semenjak saya tak lg sering ada dirumah. Ia mengingatkan, dan yg plg membuat saya ingin menangis,beliau memberikan selimut agak tebal yg biasa dipakainya saat akan tidur.
Kami tidak begitu dekat, kami bahkan jarang bertemu krn pekerjaan yg memaksanya terus berada di kantor. Pernah suatu ketika saya merutuk,"bpk jarang dirumah kalo aku pulang! Udah nggak sayang. ."
Anggapan itu dg cpt ditepis ibu,"selama ini bpk kerja keras bt km,dek. ."
Saya diam.

Dan malam ini, malam dimana keesokan harinya saya harus pergi. .tawaran selimut ini merubah segala persepsi. Ayah yg tak kenal lelah, ayah yg selalu ingin anaknya tak pernah menyerah. Ayah yg hanya punya sdikit cara untuk menunjukkan kasihnya. Dan ayah yang besok akan saya cium tangannya. Ya, sebelum keberangkatan esok hari. Saya mau, tak hanya ibu, tp jg ayah yg mengantarkan sy sampai depan pintu.

Dan malam ini, tawaran selimut tidak dapat saya tolak. Sedikitnya cara ayah utk menunjukkan kasihnya,tdk akan saya tepis percuma. Yang ada saya menantikan cara2 berikutnya dari ayah.

Ya, bahwa ayahpun tak pernah tidur hanya demi menafkahi kami. Ayahpun enggan mengeluh dan rela berpeluh, agar kami bisa makan enak. Malam ini, persepsi awal ttg ayah mendadak hilang, tergantikan dg sosok manis yg akan saya perjuangkan di mata orang2, bahwa pekerjaannya begitu berat dan banyak di maki. Seorang yg tidak tidur untuk menjaga agar sumber kehidupan semua orang tetap dpt dinikmati. Dia, sosok yg terus mengalirkan magnet2 yg akan berubah menjadi setrum di rumah2 kalian. Saat kalian tidur, saat kalian terkapar dg enaknya diatas kasur.

Tanggung jawabnya begitu besar, beliaupun sedih saat terjadi pemadaman lampu bergilir, dia pun merasa bersalah ketika pihak Costumer Service melaporkan terjadinya banyak keluhan.

Selanjutnya ia akan berjuang lebih baik lagi.

Semoga ayah tetap tegar ditengah makian, disini aku berdoa untukmu,yah. .

Jagalah kesehatanmu selalu, wahai pekerja malam yg hampir2 lupa akan kebutuhan dasarmu untuk tidur barang sejenak.