Selasa, Desember 16

Inginku


Malam ini, aku bayangkan kembali perjalananku menuju kebanggaan ini. Ayah, Bunda, aku ingin bercerita pada kalian, aku ingin kalian tahu, aku tak sepenuhnya seperti apa yang kalian harapkan, tapi aku berusaha, ayah. Aku selalu berusaha menjadi apa yang kau inginkan. Aku selalu berusaha menjaga apa yang aku punya, bunda. Aku menjaganya. Seperti apa katamu padaku, di setiap doamu, di setiap shalat dhuhamu, aku lihat kau menangis, bunda. Aku melihatmu memohon pada Tuhan, untuk kebaikan anak-anakmu.

Bunda, dalam shalatku, aku terlalu egois, aku hanya berdoa untuk diriku sendiri, aku hanya berdoa untuk kuliahku, aku berdoa untuk hubunganku dengan pacarku, Bunda. Aku selalu lalai mendoakanmu dan ayah, yang telah membesarkanku, yang telah memberikan kebanggaan padaku bisa melanjutkan studiku ke perguruan tinggi impian semua orang. Tak semua bisa mendapatkan kesempatan ini, ayah. Tapi aku bisa berkat bantuan kalian, berkat doa kalian.

Ayahku yang galak, bundaku yang sudah banyak ubannya…aku disini sedang merasa kecil. Aku rindu kalian. Aku berdoa pada Tuhan, malam ini aku ingin diberi mimpi tentang kalian. Aku ingin ada di tengah-tengah kalian. Memeluk kalian bersamaan dengan kedua tangan nista ini. Masihkah aku pantas merengkuhmu, ayah? Memeluk pinggangmu yang dahulu pernah aku lewati untuk menjamah bumi, bunda? Aku ingin menyentuh kalian, karena selama beberapa tahun ini, aku hanya bisa mencium tangan kalian, itupun semakin jarang semenjak aku menduduki bangku SMA. Aku malu, ayah. Bila aku yang dulu setiap pagi akan berangkat sekolah selalu berlari-lari mencarimu, mencium tanganmu, semenjak aku sering terbangun kesiangan, aku tak pernah lagi menyentuh tangan kekarmu itu. Bila aku yang dulu berlari-lari kecil mencarimu di dapur, bunda, untuk mencium tanganmu dan merebut doamu secuil untuk belajarku di sekolah, semenjak aku susah dibangunkan shalat subuh, aku jarang lagi menyerobot tanganmu untuk meminta doa restu, aku malah minta uang saku dengan gugup, karena aku sudah terlambat untuk ke sekolah, bunda.

Aku sangat malu pada diriku sendiri. Aku banyak menyusahkan kalian. Aku malu, ayah. Aku malu, bunda… Pokoknya aku malu dan aku bingung apa yang harus aku lakukan untuk membahagiakan kalian selain bisa membuat kalian bangga dengan apa yang aku kerjakan, di kota besar sarat godaan dan terkadang menggoyahkan apa yang telah kau tanamkan sejak kecil padaku, bunda, ayah.

Aku ingin…membahagiakan kalian…


I Love you aLL
Papap yoN.
bunDa kami…

1 komentar:

Unknown mengatakan...

yg ini emg sedih bnyk may...
ak pun sungguh2 ingin menangis tapi nggak mampu karena lagi diperpus... hehehe...