Senin, November 15

A S K I L A

Askila, apa kabar kau disana? Sepertinya sudah 5 tahun ini aku tak mendengar kabarmu, bahkan rumahmu disinipun tak terawat, rumput meninggi, banyak kucing berlari dan aku kira banyak sekali tikus nakal meracau di atap. Kau tak khawatir dengan rumahmu? Tiap malam bisa saja banyak pemburu harta yang mengincar rumahmu, dengan barang mewah di dalamnya, sayang bila semua jatuh ditangan manusia yang sia-sia, tak punya usaha.

Askila, banyak sekali temanmu bertanya padaku, kemanakah kamu? Mereka pasti kemari bila telah lelah mengetuk pintumu. Rumah sebelahmu menjadi sasaran mereka mengobati rasa penasaran, mengapa ketukan tangan mereka di pintu tak ada yang menjawab. Pintumu pintu pahat, keras, pasti mereka lelah. Askila, tengoklah sejenak rumahmu.

7 tahun yang lalu, kau mengantarkan mangga yang berbuah di depan rumahmu pada kami. Senang sekali rasanya, karena buah mangga yang kau punya adalah buah ter-enak daripada yang diperjualbelikan di pasar, aku suka pemberianmu, mangga ranum dan manis seperti kamu. Hey, Askila, pulanglah. Pungut buah mangga itu, berikan padaku, bukan pada anak-anak nakal yang mencuri tiap pagi.

Askila, kalau kau tahu, kini aku senang sekali. Kau banyak melewatkan cerita-cerita yang semestinya kita bagi. Ada yang mengobati kerontang hatiku, kami baru dekat seminggu, namun aku merasa dia sangat hebat. Kemudian pada Oktober yang digenangi air gerimis, ia mengatakannya, dia suka padaku, Askila. Oh, betapa aku bingung sekali! kau tahu kan, saat itu, bahkan masih ada yang mengikatku tanpa komunikasi yang berarti. Dengan pertimbangan itu, Askila, aku menerimanya. It's been TWO YEARS when his name fly over my mind. Aku senang sekali, kau tahu? :)

Askila, tidak capek kau menghilang? Tidak khawatir kau meninggalkan segalanya disini? Tampaknya kau memang tidak bertanggungjawab pada semua, pada hidupmu dan beban yang mestinya kau pikul dan selesaikan. Banyak yang merutuki kepergianmu, Askila. Kau kira, semuanya sedih saja? Tidak! Semua juga mencaci makimu.

Promise are just words and they're meant to be broken. That's why i don't believe in promise. Kau banyak berjanji padaku, kau bahkan bilang akan terus menghubungiku. Tapi nyatanya janjimu hanya kata yang menghias mulut manismu kan? Aku menyadarinya, it's just a fake love, what are we so afraid for? Menyesallah kau, Askila. Aku telah menemukan yang sepantasnya kudapat setelah kau cabik rona hati ini. Aku lebih baik menangis karena kebenaran daripada sebaliknya, harus tersenyum diatas kebohongan besar. Aku tak mempercayaimu lagi. Segala bayangmu telah lama hilang dalam kelam dan keruh air, aku sudah menguburmu dalam, Askila. Tak ada lagi hati yang mengharap kedatanganmu, aku bahkan tak sudi lagi karena benci.

Askila, life is all about wanting, praying, trying, getting, loving, losing, forgiving and keep moving.

Selamat tinggal semua kenangan kita, Askila. You can't undo what you did in the past, but you can start a new future. Have faith, be confident and step forward. Life is a series of hello and goodbye, Selamat tinggal untukmu, Askila, keruh yang tak kunjung jernih.

Tidak ada komentar: