Minggu, November 21

Jangan Pernah Hentikan Hujan

Aku menyelipkan secarik pesan yang mungkin saja kau tak tahu maknanya. Aku tinggalkan itu tanpa bermaksud apa-apa, bukan untuk mencitrakan diriku yang romantis, karena aku sama sekali tak bisa, bukan pula untuk mengingatkanmu kalau aku masih milikmu. Aku bahkan akan menyerah kalau saja tiba-tiba kedua kelopak matamu tertambat pada matahari yang baru. Bahkan rasanya ingin diam saja ketika retina menelusuri silam.

Aku tak ingin mengikat erat. Aku hanya terpelanting, jauh diujung kemilau bulan, dibawah terik siang dan nyanyian malam. Aku menahan marah, dan suatu ketika aku meledakannya. Itu kan yang paling tak kau suka? Maafkan aku...

Please don't stop the rain


Jangan pernah hentikan hujan. Jangan. Karena hanya hujan yang akan menyampaikan sejumput rindu ketika kau mulai mengemasi hatimu, membungkusnya dengan bahagia.

Masih ada dilema yang aku rasa. Masih gamang aku meraba. Semakin haripun aku semakin matang dengan segala persiapan. Aku siap ketika malam hendak menutup pintunya, aku siap kalau saja matahari meminta pertolongan awan agar aku tak bisa lagi memandang. Disitu aku akan rapuh. Aku akan jatuh, terhempas dalam bilik luka yang orang lain tak akan mampu menjangkaunya.

Aku bergelayut dengan muram. Sedu sedan tak tertahan, letih yang mencengkram. Dan, kau tersenyum seolah berkata, "Kau adalah senja yang tiap menjelang malam datang. Kau adalah terik yang selalu mengusik.."

Aku membalasnya,"Kau adalah hujan yang tak akan berhenti merintik.. Memenuhi seluruh sudut hatiku dengan segala bentuk yang kau ingini.."









gambar diambil dari: www.2bp.blogspot.com

Tidak ada komentar: