Jumat, November 12

Lemon Tea

Baru saja aku selesai menyeduh air yang bermaksud kusulap menjadi lemon tea hangat. Aku teringat, ketika menyusuri jalan dan saling diam, kemudian meledak setelah selesai menyuap makan.

Semua tumpah, namun aku yang tak bisa berkata barang menyergah. Pikiran ini kembali ingat kata seorang teman,"When a girl isn't arguing, she's thinking deeply..". Berkali-kali aku ingin berkata itu salah, harusnya aku bicara, ya BICARA tentang ketidaksukaanku, tentang mengapa ada lagi peristiwa semacam ujian untuk waktu yang makin panjang?

Aku sedang belajar dan akan terus belajar, salah satunya bahwa aksara dan kata menjadi pahlawan atas rasa yang semestinya tersampaikan..

Baiklah, santai dulu sejenak, aku cicipi lemon tea ini, pelan. Kenapa lemon tea menjadi semacam alarm yang memutar balik waktu? Entahlah, tiba-tiba ingat, padahal kala itu kami sama-sama memesan es jeruk, bukan Lemon Tea. Tidak ada hubungannya, tapi bukankah semuanya bisa saling kait-mengait bahkan ketika kita tidak menyadarinya.

Kembali. Rupanya aku ingin sekali segalanya terang, namun yang menjadi penghalang adalah DIAM.

Kini, tinggal setengah isi Lemon Tea tadi.

Kita mencatat waktu dihari itu, untuk melupakan bagaimana waktu itu terlewatkan. And finally, Time Heals All Pain. Sampai sekarang pilihan kembali pada stabil, walau ada anggapan bahwa stabil itu membosankan, namun menurutku STABIL adalah keadaan yang membuatku memutar otak, untuk memikirkan kejutan apalagi yang akan kuberikan esok pagi. Mungkin saja secangkir Lemon Tea...

Tidak ada komentar: