Sabtu, November 20

Plato, Guru, Cinta dan Cita-cita

Satu hari, Plato bertanya pada gurunya,
“Apa itu cinta? Bagaimana saya bisa menemukannya?”
Gurunya menjawab, “Ada ladang gandum yang luas didepan sana.
Berjalanlah kamu dan tanpa boleh mundur kembali,
kemudian ambillah satu saja ranting.
Jika kamu menemukan ranting yang kamu anggap
paling menakjubkan, artinya kamu telah menemukan cinta”

Plato pun berjalan, dan tidak seberapa lama, dia kembali dengan tangan kosong, tanpa membawa apapun.
Gurunya bertanya, “Mengapa kamu tidak membawa satupun ranting?”

Plato menjawab, “Aku hanya boleh membawa satu saja, dan saat berjalan tidak boleh mundur kembali (berbalik).
Sebenarnya aku telah menemukan yang paling menakjubkan, tapi aku tak tahu apakah ada yang lebih menakjubkan lagi di depan sana, jadi tak kuambil ranting tersebut.
Saat ku melanjutkan berjalan lebih jauh lagi, baru kusadari bahwasanya ranting - ranting yang kutemukan kemudian tak sebagus ranting yang tadi,
jadi tak kuambil sebatangpun pada akhirnya
“Gurunya kemudian menjawab ” Jadi ya itulah cinta.

***

Aku kagum dengan filosofi guru Plato. Sederhana. Aku paham benar dan memang seperti itulah hidup berjalan. Tak usah ragu, ambil dan yang paling sulit adalah meyakinkan diri bahwa apa yang aku ambil benar.

Tuhan tidak memberi apa yang aku inginkan, namun apa yang aku butuhkan. Untuk belajar terluka, mencintai dan dicinta juga membuatku benar-benar jadi apa yang memang seharusnya aku menjadi. Aku anak yang menyayangi orantuanya, walau tak bisa tiap waktu aku ungkapkan. Aku anak yang memiliki cita-cita besar, banyak dan berharap dapat mencapainya. Aku dikelilingi cinta, dan hingga kinipun aku masih belajar mencintai dan memahami apa yang ada di perputarannya :)

Tidak ada komentar: