Sabtu, April 18

Jurnal

Di daulat tak bisa, tetapi kuyakin dengan sisa tenaga yang ada.
Terjerembab di tempat yang sama, namun mencoba tak mengulangi untuk yang ketiga kalinya.
Otak bebal dengan segala muatan konyol tak berbentuk, semoga bisa segera berfungsi.
Malam yang tak bergairah, menjelajah pun tak cukup menggugah.
Malaikat malam yang tak kunjung datang meninabobokan dari segala penat hari ini, cukup sudah.
Ratuku tergeletak dengan pasrah dalam balutan kain rajutan bunga, mengeluh kedinginan.
Ceracau berkurang satu, ia tak berani pulang kandang.
Mengingat alur cerita seorang ayah yang dipisahkan dengan anaknya, si anak yang terpilih untuk jadi juru selamat di masa mendatang, alien membawanya pergi. Walau absurd, aku tetap menangis. Terasa indah.

Ingin menyampaikan pada malam, "sudah lama, aku merindumu..."

Tidak ada komentar: