Minggu, November 17

Hujan. Aku rindu.

Hujan.
Lagi-lagi ia datang membawa sejumput kenangan yang sudah lama kupendam. Kali ini muncul berduyun, teriring senyum yang patah sebelah. Aku berdiri menyambutnya dengan perasaan yang masih sama di mana aku berdiri saat ia meninggalkan.
Hujan.
Tiba-tiba banyak cerita berlarian di kepala. Khayalan liar yang tak tau apakah bisa jadi nyata.
Hujan.
Aku memang menyukai senyumnya. Setiap kali ia melihatku dari atas hingga bawah dengan tersenyum tanpa berkomentar apapun. Ia tak pernah keberatan dengan pakaian yang aku kenakan saat panas maupun dingin. Ia hanya tahu, sepanjang aku nyaman menggunakannya, maka ia akan memelukku dengan mesra.
Hujan.
Bolehkah sekali saja aku marah pada keadaan.
Hujan.
Kalau kau kembali lagi nanti, biarkan aku membelaimu. Peduli setan dengan sakit yang datang belakangan. Aku hanya tak mau sejengkalpun tak menyentuh deraimu. Aku rindu.

Tidak ada komentar: