Senin, Februari 13

Si Pencipta Ceria

Beberapa hari ini serangan detak jantung menggebu menyerangku. Kita begitu dekat tak ada jeda, dua jengkal sudah membuatku panas dingin. Aku curi pandang melihat pipi kirimu, kau serius menatap kedepan. Harusnya kau tahu aku tengah menatapmu sembari tertawa geli dan menunduk, tapi kau tetap menatap kedepan. Optimis sekali.

Kita sudah lama saling mengenal, kita sudah lama menyelami hati masing-masing. Namun ada sisi lain darimu yang sulit aku raba lekat-lekat. Kau adalah kata-kata yang selalu terngiang dari bangun hingga akan tidur. Kau adalah pemenang masa lalu. Kau adalah nada dengan senandung cinta diantaranya. Kau adalah penyelam handal, pembaca pikiran yang cergas. Sementara aku kurang bisa menyelam walau hanya sampai palung hatimu, kapan dasar akan bisa kurengkuh?

Kadang aku cemas, teramat cemas.

Aku tak mau orang lain yang menjagaku. Aku tidak mau tawa ini bukan karenamu. Aku kurang suka bila tangis ini bukan karena berpisah denganmu. Ini hasil selamanku dari permukaan hingga entah. Karena kau tercipta sebagai keceriaanku.

Tidak ada komentar: