Rabu, Januari 7

WanitaBermatakanBerlian


Geliat malam yang tak kunjung berakhir. Dalam naungan mendung, lelaki bergelang merah itu termenung. Matanya ia biarkan melahap seluruh fatamorgana dan kepalsuan. Dalam batin lelaki bergelang merah ini bermiris hati. Kemana wanitaku yang dulu? Yang pernah setiap saat membawaku bersama celotehan riangnya.

“Kalau kau membuat suatu permintaan saat ada bintang jatuh, maka harapanmu akan terwujud.” Suatu ketika di malam penuh gemintang, wanitaku melanjutkan “apapun dan pastinya untuk yang terbaik.”

Dalam panca inderaku, wanita ini sosok yang selalu memberikan kelegaan. Kelegaan dalam kenyataan bahwa aku sempat bersamanya, bahwa aku pernah berada di batas pagi dan malamnya. Sesuatu yang indah, yang setiap saat ia beri.

Namun suatu waktu ia berkata “kau tak bisa bersamaku, kau tak akan mendapat cintaku”. Seketika aku terhenyak dalam diam. Lalu selama beberapa waktu kebelakang, apa yang dia rasakan saat bersamaku. Saat ia tengah menari di pematang sawah nan hijau dengan tawanya yang mengundang para kupu-kupu untuk bergabung, merasakan betapa indahnya kebebasan. “Yah, aku hanya ingin bersamanya, lelaki berkuda putih yang membawa sepercik harapan dan cinta.”

Selama ini ia mengharapkan lelaki berkuda putihnya, dan ternyata bukan aku, si lelaki bergelang merah nan malang. Aku telah berharap banyak dari seorang wanita bermatakan berlian. Yang kilaunya dapat menarikku pada kekecewaan mendalam. “Apa yang akan kau berikan pada lelaki berkuda putihmu itu?”

“aku akan memberikan sebongkah hati…dengan cinta yang besarnya dapat menembus cakrawala…”

Dan aku tak bisa melarangnya lagi, karena sejatinya, cinta wanita bermatakan berlian ini belakangan meredup, kehilangan gairahnya. Baru setelah ia mengatakan tak bisa bersamaku, kilaunya kembali jauh meninggalkan redup.

Dan malam ini, saatnya kami berpisah, meninggalkan segala kenangan untuk ku kristalkan dalam memori bernama cinta,

“kau adalah wanita di batas malamku, wahai mata berlia…”



:Untuk lelaki yang pernah kehilangan:

Tidak ada komentar: