Rabu, Oktober 13

Garis, Kucoba agar Lebih Berwarna

Hai, apa kabarmu?
Aku selalu ingin menanyakan itu ketika mata dibelai mentari pagi.
Khawatir suatu hari dia akan lupa dengan tugasnya,
membangunkan dengan seringai sinarnya seperti biasa.
Kalau demikian, aku tak bisa lagi bertanya, akan kemana hari ini?

Akhir-akhir ini terus memutar otak agar mewarnai setiap garis yang kita ukir.
Terkadang dengan pemikiran egois, tidak mau garis itu berhenti di satu titik, yang tidak terhubung.
Namun bila itu terjadi, hendaknya masing-masing dari kita membuat kembali garis kita sendiri.

Ingin memberi sebuah kejutan, namun aku tidak bisa menemukan apa hal yang bisa mengejutkan.
Ingin memberi kasih sayang sedalam lautan seperti para penyair bilang, namun tak cukup pandai dalam hal percintaan.
Bukankah beberapa kali mengukir garis bisa saja bukan parameter untuk mengukur sebuah pengalaman?
Karena terkadang akupun kebingungan.

Lelaki disetiap hari,
Kalau kau rasakan ada sedikit perbedaan sekarang, aku tak yakin. Karena yang pernah ku uraikan kemarin ternyata tak benar-benar berjalan.
Rasa ini masih sama, bahkan lebih setelah kemarin ini.

Hanya bisa bilang pada semua boneka yang tiap malam temani tidur, kuanggap mereka temanku,
Bila ternyata kita jatuh nanti, semua sudut kota ini adalah saksi, bahwa ada yang pernah pernah bahagia, pernah tertawa dan sedikit duka menerpa.
Bila kita jatuh nanti, sepertinya butuh migrasi diri. Dari nyawa yang sempat memerah, menjadi roh yang membiru, pasi. Untuk kemudian bisa bangkit lagi meraih bara.

Tidak ada komentar: