Selasa, April 24

Suatu Senja

Kau sayang padaku?
Tentu. Haruskah aku katakan itu setiap hari. Layaknya anak remaja yang baru menjalin cinta saja.
Terkadang untuk merasakan muda kita butuh belajar dari anak remaja.
Baik. Tapi aku mau katakan padamu jika kita bertemu, biar semua orang tahu dan kau malu.
Lalu kau berharap aku tidak lagi menginginkanmu mengatakannya lagi?
Kau selalu melumat habis isi pikiranku.
Kau ingat cat rumah yang selalu kita dambakan untuk warna masa depan?
Aku cuma ingin putih dan abu-abu. Kau mau warna coklat seperti Casa Grande. Hahaha.
Kau ingat saat kita ke toko buku dan melihat interior kamar mandi juga dapur?
Kau saat itu berdecak kagum, bagaimana bisa kamar mandi sejelek ini bisa berubah maha sadis apiknya. Kitchen set yang kau ingin warna putih dengan jendela terjajar di seberangnya.
Kau selalu ingat detil kita ya.
Bagaimana tidak, dari dulu aku menginginkanmu.
Sekarang?
Aku tak tahu. Kau buat aku jatuh terlalu dalam. Kau buat aku bingung bukan kepalang.
Kau tak mau buat rumah dengan tangga yang kau tunjuk di toko buku yang sama?
Aku mau, hanya bersamamu.
Kalau begitu sisihkan pendapatanmu, nanti aku belikan rak buku untuk bawahnya.
Beli semua itu dan ambillah hatiku juga jika kau mau.
Aku tak mau hatimu, aku hanya mau memiliki seluruhmu.

1 komentar: