Sabtu, Desember 11

Aku bukan ingin mencuri perhatianmu sepenuh bak mandi yang meluber airnya. Aku bukan mau menyunting pertemuan kita, pertemuan yang bagiku biasa saja, begitu cepat terlupa, layaknya angin dan cepatnya kilatan cahaya. Bahkan awalnya tidak ingin duduk disampingmu, menemanimu berangkat ke konser yang sebenarnya akupun tidak suka, bosan dan mengantuk kupikir lebih baik kujemput tidur, bercumbu diatas kasur dan menanti otak serta bantal melahirkan bayi mereka, mimpi.

Pada dasarnya aku tidak ingin mengemis hatimu hingga kini, meminta secuilnya dan terseok di padang aspal sepanas mentari yang berbara. Aku tidak sudi. Aku hanya suka mengikuti alur hidup ini, layaknya air yang membanjir, seperti lahar yang mengalir dari hulu ke hilir. Bersatu dengan takdir.

Harapan yang telah kau sepuh dan mengoreng dihatimu itu rupanya belum sepenuhnya hilang. Aku mengerti tak semudah itu ditelan fajar, bahkan matahari tenggelam. Tapi kau tentunya tahu apa itu memandang jauh kedepan kan? Mungkin esok aku juga akan perlahan ditenggelamkan, namanya juga memandang jauh kedepan kan? :)

Tidak ada komentar: