Ah, aku masih merasa bahwa hidup ini hanya sekadar mampir bersenda gurau, dan menari dalam drama menghanyutkannya. Tidakkah kau rasa bahwa skenario yang Tuhan torehkan untuk kita ini, adalah skenario terlucu jika kita bisa membacanya dalam sebuah buku?
Masing-masing dari kita punya cerita yang berbeda di masa silam. Meskipun ada beberapa kebetulan yang akut, tentang lamanya kau bersama dengan sebelumku, dan aku dengan sebelummu. Kisah yang tidak memakan waktu lama ini, kuharap tak akan berakhir dalam waktu yang singkat saja.
Tidak akan ada yang bisa menebak, dengan siapa akhirnya kau jatuh cinta. Orang asing yang baru kau temui kemarin, atau bahkan dia yang sudah kau anggap sahabat sendiri. Dan di antara kelimun embun, aku menemukanmu.
Jujur kuakui, pernah satu waktu aku tampik perasaan serba aneh dan cepat ini. Aku pikir, ini adalah waktu untuk mengisi kekosongan kita masing-masing. Namun, seiring berjalannya hari, kau runtuhkan benteng ragu. Di gate keberangkatan, selalu kau ulang, "sepuluh bulan dari sekarang, cuma kamu yang aku cari."
Tapi, tahukah kamu? Terkadang aku merasa, kau sangat mudah memutuskan untuk jatuh hati. Lalu, apakah masih ada lagi hati lainnya yang akan kau singgahi?
Ini bukan waktunya bermain-main lagi, lelakiku. Sudah cukup waktu bermain dengan ketidakjelasannya, yang membuatku habiskan waktu dengan sia-sia. Setidaknya, aku pernah mencoba untuk menjaga, tetapi segalanya berujung nestapa. Aku ditinggalkan tanpa beban, mengatasnamakan masa depan. Cih! Coba saja aku tahu akan berujung seperti ini, mungkin tidak akan aku jalani dengan runtut hingga dimakan keriput .
Semua orang tahu betul, aku sarat dengan kekurangan. Mereka benar, bahwa kau harus cukup yakin jika ingin membawa seseorang ke masa depan.
Akupun tengah mendaras doa, apakah memang kau yang terakhir dan satu-satunya yang akan melantunkan kalam suci itu? Barisan aksara magis yang kelak membuat dua orang terikat selamanya.
Lelakiku, i thought the ultimate goal right now, is to eventually settle down. We may have loved too soon and it was too crazy, but let's walk and talk. Then, we'll find a way to the right path. No?
*Di antara kelimun hujan kita sama-sama tersadar, begitu cepat segalanya berubah, begitu cepat segalanya berjalan. Sudahkah kau tetapkan hatimu?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar