Juni yang Redup Hati
Tahun ini sudah memasuki Juni. Bulan dimana hari bahagia itu banyak datang. Ulang tahun, perjumpaan sampai berpisah kembali.
Juni ini akan ada banyak cerita meski baru menginjak awalnya. Kalau dulu saya pernah berceloteh tentang penghalau angin, kini mungkin istilah itu banyak berubah. Penghalau hujan. Karena tadi siang hujan lebat sekali. Dia membawa angin dari barat, berdampak pada hembusan tak adil yang menempa siapa saja yang jalan berlawanan.
Di setiap bulannya memang kita harus punya rencana, jadi tidak ada salahnya kalau Juni ini juga penuh dengan daftarnya. Hari ke-16 Ibu merayakan ulangtahun yang kesekian (tak ingat pasti), hari ke-18 ayah menyusul (walau jelas ayah lebih tua enam tahun) dan hari ke- 28 adik pertama saya nimbrung. Juni ini hari bahagia bagi keluarga. November tak kalah semaraknya, tapi kita bicarakan yang sekarang saja, karena optimis itu pasti kenyataan itu yang tidak bisa tertebak. Selamat sebelumnya untuk ketiga bagian hidup saya, mereka yang membuat saya sadar sejauh ini bahwa tidak ada tempat ternyaman selain kembali kerumah.
Ini baru awal Juni, tetapi ancaman setiap pagi adalah melihat buku-buku tebal berserakan. Agaknya sedikit mengganggu, namun boneka diantaranya seolah bicara, "jangan singkirkan teman-teman berlembarku ini."
Juni kalau besok ada cerita lagi bolehlah kau bagi lagi. Terang saja, mungkin hati ini sedikit redup di awal Juni ini. Entah mengapa hanya karena percakapan yang tak mengena saja, hati bisa sangat tangkas menangkap sinyal tak sedap. Nah, saya tak tahu pasti apa nyang terjadi 2 hari atau seminggu lagi, jelasnya sekarang ini hati sedang manja. Sentimentil dibuatnya. Sampai jumpa di Juni lagi. Semoga saya tak lagi bandel menulis. Hidup SPOK, EYD dan teman-teman sepermainan, seperjuangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar