Saya punya seseorang yang sangat saya rindukan. Betapapun jahatnya dia. Seorang sahabat pena.Dia berasal dari negeri antah berantah. Setiap dua minggu, dia mengirimkan amplop berisi kertas bertinta merah. Hmm, setiap habis membacanya, mata saya pasi lelah. Padahal tulisan yang dia kirimkan tak begitu banyak. Kenapa mesti bertinta merah? Katanya, merah berarti marah. Ia mengirimkan surat dalam keadaan marah. Lalu apakah setiap dua minggu itu dia marah? Katanya, iya!
Dia memang aneh, Dia suka asik sendiri. Selalu memaki dalam isi suratnya. Memaki tentang seseorang, yang telah pergi mendahuluinya, seseorang yang di sayangnya. Ibunya.
Setiap malam dia pergi ke sebuah taman. Memberitahukan apa saja yang baru di pelajarinya dari sekolah. Bernyanyi, dia bernyanyi. Menulis, dia menulis. Menari, dia menari.
Setiap dua minggu menjelang, dia tumpahkan segala kekesalannya, pada ibunya, yang tak mau mendengarnya, yang tak mau membenarkan gerakan tarinya. Dia marah pada saya. Menumpahkan kesalnya pada saya.
Dan, sudah dua bulan ini saya tidak mendapat caciannya. Sudah dua kali saya mengirimkan balasan, namun tak ada jawaban.
Datanglah sebuah surat. Namun, bukan, bukan darinya.
Tidak bertinta merah, tapi biru.
Yaa, kali ini biru.
Dalam surat itu di tulis,"...ibu sudah mau mendengarku, ibu sudah mau membenarkan gerakan tariku. Aku selalu menari di sini. Dan ini, ini tulisan Tuhan, aku minta tolong padaNya untuk mengirim surat padamu, yang telah mendengarkan keluhku selama ini. Aku tak akan marah-marah lagi padamu. Aku, sudah bersama ibu. Jaga dirimu, sahabat terkasihku..."
Selasa, Juli 28
Senin, Juli 27
Exploding Heart
Saya ingin berteriak! Berlari sekencang-kencangnya!
Memaki dan menyalahkan waktu, juga keadaan.
Enyahkan wajah menahan amarah itu! SAYA INGIN BISA MENGUNGKAPKAN, APA YANG SAYA RASAKAN!
Saya ingin bilang, saya tidak suka dengan ketidakjelasan! Segalanya kabur, maya, lebih baik hilang!
Saya kecewa, marah, dan bawa semua kawannya!
Tak ada yang tahu, bahwa kini saya tengah memanggil bayu, memintanya bawa serta saya pergi! Terbang jauh!
Dari segala kekecewaan...
Memaki dan menyalahkan waktu, juga keadaan.
Enyahkan wajah menahan amarah itu! SAYA INGIN BISA MENGUNGKAPKAN, APA YANG SAYA RASAKAN!
Saya ingin bilang, saya tidak suka dengan ketidakjelasan! Segalanya kabur, maya, lebih baik hilang!
Saya kecewa, marah, dan bawa semua kawannya!
Tak ada yang tahu, bahwa kini saya tengah memanggil bayu, memintanya bawa serta saya pergi! Terbang jauh!
Dari segala kekecewaan...
Jumat, Juli 24
Tentang Dua Puluh Enam
Saya sedang menulis,
Tentang hal yang terjadi di tanggal dua puluh enam,
Tentang yang saya rasakan setiap tanggal dua puluh enam,
Tentang kebiasaan kala tiba tanggal dua puluh enam.
Saya ingat dua enam itu sakral,
Ada yang mengatakan akan membimbing saya,
Ada yang berujar akan menjaga saya,
Di temaram malam berbalut mendung
Gerimis malu-malu turun dari kahyangan
Hanya ada hujan, dia dan saya.
Saya merasa harus bangun saat malam dua enam menjelang,
Saya ingin mengucapkan selamat datang,
di baluran purnama kesekian,
Saya merasa bingkisan sayang yang semakin menggunung harus segera di kirimkan.
Saya tak sabar,
Bila tiba tanggal dua enam, saya ingin memeluk seseorang,
Yang kala itu bilang," Kau amanah terbesar yang pernah ku emban..."
memorable...
Tentang hal yang terjadi di tanggal dua puluh enam,
Tentang yang saya rasakan setiap tanggal dua puluh enam,
Tentang kebiasaan kala tiba tanggal dua puluh enam.
Saya ingat dua enam itu sakral,
Ada yang mengatakan akan membimbing saya,
Ada yang berujar akan menjaga saya,
Di temaram malam berbalut mendung
Gerimis malu-malu turun dari kahyangan
Hanya ada hujan, dia dan saya.
Saya merasa harus bangun saat malam dua enam menjelang,
Saya ingin mengucapkan selamat datang,
di baluran purnama kesekian,
Saya merasa bingkisan sayang yang semakin menggunung harus segera di kirimkan.
Saya tak sabar,
Bila tiba tanggal dua enam, saya ingin memeluk seseorang,
Yang kala itu bilang," Kau amanah terbesar yang pernah ku emban..."
memorable...
Kamis, Juli 23
Minggu, Juli 19
Mc.Curly
Aku terbujuk
Aku terdiam
Tak heran,
aku ingin mengacuhkannya
tampaknya ia penghancur dunia nila
Aku terdiam
Tak heran,
aku ingin mengacuhkannya
tampaknya ia penghancur dunia nila
Minggu, Juli 12
Jurnal #2
Jumat, Juli 10
Hanya Satu 'J'
Ini adalah sebuah permintaan maaf dari hati yang khilaf:
Karena banyak membuatmu susah,
membuatmu selalu mengalah,
terlebih sering membuatmu marah...
Dan aku berterimakasih,
karena kau selalu membuat hari dalam hidupku indah,
karena telah membukakan mata pada realita,
selalu menganggap aku benar,
menjadi pria luar biasa yang pernah masuk dalam hidupku...
If your smile is the amazing things that I see...i know the beauty world holds for me...
Karena banyak membuatmu susah,
membuatmu selalu mengalah,
terlebih sering membuatmu marah...
Dan aku berterimakasih,
karena kau selalu membuat hari dalam hidupku indah,
karena telah membukakan mata pada realita,
selalu menganggap aku benar,
menjadi pria luar biasa yang pernah masuk dalam hidupku...
If your smile is the amazing things that I see...i know the beauty world holds for me...
Kamis, Juli 9
Potret Buram Yang Terlupa
Hampir sepuluh jam lebih aku menunggu. Bus-bus sudah berlalu lalang semenjak aku ada di halte ini. Bus pertama tadi pun telah kembali, si kondektur bertanya, "Eneng kok belum naik-naik?"
"Saya nunggu orang, pak."
"Oo, hati-hati copet, neng."
"Iya terimakasih, pak."
Berlalu, satu per satu segera berlalu. Beraktivitas kembali tanpa kenal waktu. Dan aku masih disini. Menunggu.
Dimana? Dimana kau? Kondektur itu begitu peduli padaku, menanyakan keadaanku yang tidak ia tahu kenapa. Tapi setidaknya ia mengkhawatirkanku, masih ada yang peduli padaku, pada orang asing.
Sudah hampir 10 jam aku di sini, senja segera menjelang. Begitu setianya aku? Hah! Tak berbalas. Tapi aku masih yakin kau datang.
Gerimis ini menandakan sudah akan malam. Seminggu ini setiap malam pasti hujan. Ya, memang, ini sudah pukul 8. Dan kau tak datang.
Apa artiku? Tak ada lagikah? Remehkah?
Baik, bila jam 9 kau tak kunjung menemuiku, ku ucapkan selamat tinggal.
"Saya nunggu orang, pak."
"Oo, hati-hati copet, neng."
"Iya terimakasih, pak."
Berlalu, satu per satu segera berlalu. Beraktivitas kembali tanpa kenal waktu. Dan aku masih disini. Menunggu.
Dimana? Dimana kau? Kondektur itu begitu peduli padaku, menanyakan keadaanku yang tidak ia tahu kenapa. Tapi setidaknya ia mengkhawatirkanku, masih ada yang peduli padaku, pada orang asing.
Sudah hampir 10 jam aku di sini, senja segera menjelang. Begitu setianya aku? Hah! Tak berbalas. Tapi aku masih yakin kau datang.
Gerimis ini menandakan sudah akan malam. Seminggu ini setiap malam pasti hujan. Ya, memang, ini sudah pukul 8. Dan kau tak datang.
Apa artiku? Tak ada lagikah? Remehkah?
Baik, bila jam 9 kau tak kunjung menemuiku, ku ucapkan selamat tinggal.
Rabu, Juli 8
Scary (killerjoe.net)
Online sampai mabok membuat mata saya hitam! Kayak pake eyeliner Cume, trus di cuci karena nggak PD! Tadinya berniat pngen kaya Emily, minimal mbak Paramore lah. Tapi eyeliner itu malah belepotan, karena ujungnya lancip. Perlu di ketahui, eyeliner itu BARU! Eh, di cuci malah mleber. Rawr!
Oke, kembali ke topik awal, fokus, jangan ingat memorabilia salep yang berkaitan dengan Cume. Semua gila.
Ceritanya, sebelum nyontreng tadi saya online fesbuk,ym,plurk,yahoo,twitter yaa, nah, tiba2 ada 'bip!' dari Ristaka Firnansyah.
Kami adalah teman sepermainan semasa SD, SMP tuh iyaa apah nggak yaa?Lupa! Di situ kita YM-an pake IMVironment, lucu, bisa ledek-ledekan sampe jempalitan, perlu di ketahui saya berada di lantai dua rumah saya. Nah, jempalitan itu cukup bikin pot-pot bunga di sekeliling pagar pembatas berjatuhan. Ya, ini bohong.
Si Tekok, begitu sapaan semasa kecilnya, memberi saya link dan mewajibkan saya untuk membukanya. Saya copy ke tab baru dan mem-paste nya, well, belum, masih loading, sambil buka plurk, sambil nunggu loadingnya, agak lama, sampai saya lupa ada link tadi, lalu saya membukanya.
Dan. .dan. .dan. .rraaaaawwwwrrr. .killerjoe.net busuk! Di situ ada gambar setan zombie apa lampir gitu! Yang jelas suaranya minta di bekep. Mukanya minta di tendang. Di situ setan busuk itu meringis. Dengan rambut riap-nya yang minta di jambak.
Asem, saya shock! Baru pernah buka site itu soalnya.
Mampus!
Sepertinya Tekok tau saya penakut. Dan kebetulan, saya sendirian di rumah. Di lantai dua pula. Gak bisa kabur kalo ada tuh setan beneran. Spontan nih kepala nengok ke belakang, ya, gak ada apa2.
Tapi, tapi saya sendirian di rumah. Oke, cerita2 tentang rumah berlantai dua yg angker menari2 jaipong di otak.
Orang yang salep bernama Tekok itu langsung saya kabari. Saya bilang,"haha,nggak nyeremin,wek. Orang udah denger suaranya duluan, baru liat gambarnya, eike udah tau kalo itu horor. ."
Padahal?
Ya, di sini saya ingin menyampaikan sebuah pengakuan pada Tekok. Bahwa sebenarnya saya tadi shock dan ketakutan. Dan janganlah anda jerumuskan saya ke website nista lagi. Ke website busuk yang berarti, membuat saya bermimpi buruk nanti malam.
Kini, hanya sugesti yang berarti. Agar saya tak memikirkan setan busuk itu.
Inilah, pengakuan dari saya, pada Ristaka, d*m you! Hah! *awas yaa..hahahaha*
* ^~^ *
Oke, kembali ke topik awal, fokus, jangan ingat memorabilia salep yang berkaitan dengan Cume. Semua gila.
Ceritanya, sebelum nyontreng tadi saya online fesbuk,ym,plurk,yahoo,twitter yaa, nah, tiba2 ada 'bip!' dari Ristaka Firnansyah.
Kami adalah teman sepermainan semasa SD, SMP tuh iyaa apah nggak yaa?Lupa! Di situ kita YM-an pake IMVironment, lucu, bisa ledek-ledekan sampe jempalitan, perlu di ketahui saya berada di lantai dua rumah saya. Nah, jempalitan itu cukup bikin pot-pot bunga di sekeliling pagar pembatas berjatuhan. Ya, ini bohong.
Si Tekok, begitu sapaan semasa kecilnya, memberi saya link dan mewajibkan saya untuk membukanya. Saya copy ke tab baru dan mem-paste nya, well, belum, masih loading, sambil buka plurk, sambil nunggu loadingnya, agak lama, sampai saya lupa ada link tadi, lalu saya membukanya.
Dan. .dan. .dan. .rraaaaawwwwrrr. .killerjoe.net busuk! Di situ ada gambar setan zombie apa lampir gitu! Yang jelas suaranya minta di bekep. Mukanya minta di tendang. Di situ setan busuk itu meringis. Dengan rambut riap-nya yang minta di jambak.
Asem, saya shock! Baru pernah buka site itu soalnya.
Mampus!
Sepertinya Tekok tau saya penakut. Dan kebetulan, saya sendirian di rumah. Di lantai dua pula. Gak bisa kabur kalo ada tuh setan beneran. Spontan nih kepala nengok ke belakang, ya, gak ada apa2.
Tapi, tapi saya sendirian di rumah. Oke, cerita2 tentang rumah berlantai dua yg angker menari2 jaipong di otak.
Orang yang salep bernama Tekok itu langsung saya kabari. Saya bilang,"haha,nggak nyeremin,wek. Orang udah denger suaranya duluan, baru liat gambarnya, eike udah tau kalo itu horor. ."
Padahal?
Ya, di sini saya ingin menyampaikan sebuah pengakuan pada Tekok. Bahwa sebenarnya saya tadi shock dan ketakutan. Dan janganlah anda jerumuskan saya ke website nista lagi. Ke website busuk yang berarti, membuat saya bermimpi buruk nanti malam.
Kini, hanya sugesti yang berarti. Agar saya tak memikirkan setan busuk itu.
Inilah, pengakuan dari saya, pada Ristaka, d*m you! Hah! *awas yaa..hahahaha*
* ^~^ *
Minggu, Juli 5
Minggu-minggu dan minggu
Menangis di kala menulis. Sedang terjadi. Sialnya ini terjadi saat ruang keluarga dipenuhi penghuninya.
Mengapa? Sekian lama tak ada aliran air di pelupuk mata ini. Ya, sedih. Memikirkan ayah dan ibu yang semakin renta saja. Mulai mengeluhkan sakit pada kaki mereka. Asam urat penyakit tua.
Merindukan teman-teman yang dulu bisa tertawa-tawa bahagia. Untuk yang satu ini, aku heran. Kami sekarang sudah jarang bersama. Itulah, mungkin, kami sedang meretas jalan masing-masing. Mencoba untuk mandiri menuju sukses. Semoga.
Nilai yang bikin penasaran. Ingin membantu ayah melalui nilai semester dua ini. Ayolah, aku butuh A itu… Aku butuh meningkatkan IP-ku. Ayah, doakan, semoga di lancarkan.
Ibu, ibu sedang menyetrika. Ibu terlihat lelah. Kasihan. Aku sudah membantunya mencuci pakaian tadi pagi. Ibu tak mau di bantu melicinkan pakaian :’(
Hmft, pelengkap hidup yang lagi jutek! Paling tidak suka:’&
Mengapa? Sekian lama tak ada aliran air di pelupuk mata ini. Ya, sedih. Memikirkan ayah dan ibu yang semakin renta saja. Mulai mengeluhkan sakit pada kaki mereka. Asam urat penyakit tua.
Merindukan teman-teman yang dulu bisa tertawa-tawa bahagia. Untuk yang satu ini, aku heran. Kami sekarang sudah jarang bersama. Itulah, mungkin, kami sedang meretas jalan masing-masing. Mencoba untuk mandiri menuju sukses. Semoga.
Nilai yang bikin penasaran. Ingin membantu ayah melalui nilai semester dua ini. Ayolah, aku butuh A itu… Aku butuh meningkatkan IP-ku. Ayah, doakan, semoga di lancarkan.
Ibu, ibu sedang menyetrika. Ibu terlihat lelah. Kasihan. Aku sudah membantunya mencuci pakaian tadi pagi. Ibu tak mau di bantu melicinkan pakaian :’(
Hmft, pelengkap hidup yang lagi jutek! Paling tidak suka:’&
Kamis, Juli 2
Selipan Ngilu
Jaga dirimu. Jaga hatimu. Segalanya akan baik-baik saja. Yah, akhir-akhir ini kita begitu dekat. Bukankah memang begitu? Kuharap sejauh apapun jarak yang merintangi segalanya tak akan berubah.
Entah bagaimana aku harus berkata pada sang lelaki pengejar ambisi, bahwa aku akan baik saja disini. Aku akan menjaga segala memorabilia yang telah terjadi. Terangkum dalam kuncup sanubari berbunyi,”hati-hati jaga hati…”
Entah bagaimana aku harus berkata pada sang lelaki pengejar ambisi, bahwa aku akan baik saja disini. Aku akan menjaga segala memorabilia yang telah terjadi. Terangkum dalam kuncup sanubari berbunyi,”hati-hati jaga hati…”
Langganan:
Postingan (Atom)