Kini, akhirnya aku tahu bahwa ia yang selalu ada, bukannya dia yang lama bersamaku tapi tak sejengkalpun dekat.
Pada sebuah pohon aku mengadu. Tentang hati yang selama ini berikan banyak arti. Aku sentuh tubuhnya, meminta maafnya, namun dia menampik. Aku tidak pernah menyadari, hingga sekarang akhirnya aku terbangun dari lamun panjang. Rasanya seperti tertampar, berbalik diserang.
Lewat lantunan doa aku memohon, jagalah selalu hatinya agar tak tersakiti lagi. Jagalah dia yang selalu lebih arif dari hati yang lain.
Untuk sebuah pohon bernama Jati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar