Titik. Banyak orang membahasnya dengan definisi yang berbeda, tentunya konotasi.
Titik, buatmu mungkin setelah koma, belum ada hentinya dan terhubung dengan titik lainnya. Buatku, titik itu mestinya hanya satu, sudah, mau apalagi? Tapi terkadang aku mau titik itu menjadi dua, agar bisa dipertemukan dengan bentuk yang kita suka. Titik satu itu aku dan titik lainnya itu kamu.
Titik pertama menjaring mimpi lewat bahasa, berkomunikasi lewat hati dan mencurahkannya disini. Bagaimana kamu, titik kedua? Apa kamu masih mau berputar seperti bumi? Sesukamu?
"Keep drawing in that line.."
Kalau boleh, aku ingin menggambar garis itu serupa awan. Meski banyak lekukan namun akhirnya membentuk lingkaran tak beraturan. Aku suka itu. Bebas tetapi teratur. Kau suka tidak?
Titik itu akan kita isi sepenuhnya dengan harapan. Terukir jelas dalam skenario Tuhan. Nantinya hanya kita bertiga yang tahu, seperti apa rencana terealisasikan. Apa kita tetap membentuknya menyerupai awan? Atau segitiga sedikit berliku? Atau bahkan tak berujung? Sampai maut memisahkan. Dan bibir akhirat sudah benar-benar terjejak.
Ayolah, sayang, tuturkan harapanmu. Aku ingin tahu.
"Keep drawing in that line.."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar