Aku selalu belajar darimu segala kemungkinan terburuk yang akan terjadi, aku selalu merekamnya dalam keterbatasan memori ini.
Aku juga selalu belajar dari serat emosi yang terasa panas mengikis sabar.
Aku tak bisa membaca pikiran, aku hanya bisa membaca gerik dan tiap lompatan. Untuk lebih tinggi maupun lari dari kenyataan.
Aku yakin suatu saat, ketika menua banyak yang hilang dari pikiran, sekali lagi, keterbatasan memori.
Aku juga paham ketika wajah makin lapuk dimakan usia, tidak akan cantik lagi jadinya. Saat itulah semua benar-benar diuji.
Namun hati, tak seperti keterbatasan memori. Dia selalu menyimpan, merasa, berdesir ketika hati yang lain berada di dekatnya.
Yakinlah, bahwa kau dihatiku, dan belum terjamin selalu ada didalamnya. Kita ini manusia, banyak hal yang akan terjadi dua tahun lagi.
Selamat belajar selalu,
bergembira bersama selalu menambah kapasitas memori,
tentu lelah bila menguburnya dalam hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar